Setelah pemecahan record, Peserta selam untuk Guinness Book Record berkesempatan wisata selam ke Pulau Bunaken. Pulau yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara ini ternyata tak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia. Terlebih, setelah Indonesia berhasil menerima sertifikat Guinness Book of World Record atas rekor dunia penyelaman massal, Bunaken semakin mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Ciri khas dari Pulau Bunaken adalah wisata bawah laut. Terdapat sekurang-kurangnya 32 titik penyelaman yang menyimpan sejuta kekayaan bawah laut seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan. Yang unik, lebih dari 1000 jenis ikan menghiasi puluhan hektar terumbu karang Bunaken, bahkan spesies ikan purba bernama Coelacant hidup di perairan ini.
Kami pernah melakukan penyelaman menyusuri dinding tubir terjal yang berdasar dalam, bahkan tidak bisa diselami seperti di Pulau Tempurung atau wall Krakatau, tapi keunikan Bunaken melengkapi dive log kami dengan keunikan warna warni ikannya. Kepedulian masyarakat dan aparat di lapangan benar benar terlihat harmonis dan saling mendukung. Kapten kapal mengingatkan dive master dan group tentang larangan merusak lingkungan, termasuk larangan menginjak karang dan bahkan sekedar berdiri dikarang mati, semuanya terlarang. Selain itu kapal kapal pengangkut turis sangat disiplin tidak membuang jangkar sembarangan. Aparat setempat sudah membuat buoy / tambatan permanen yang mudah digunakan sehingga terumbu karang yang menjadi komoditas pariwisata mereka benar benar terjaga. Bisa dimaklumi karena ini adalah periuk nasi mereka. Keramaian menyelam di sini sama seperti di Bali atau Lombok, bisa ditemui belasan group dan belasan kapal membawa puluhan diver bahkan ratusan penyelam di akhir minggu menyelam disini. Kondisi di kedalaman sangat ramai, tetapi perlu dipastian sertifikat yang dimiliki adalah Advance karena penyelaman di sini memerluan keterampilan buoyancy (menjaga posisi di kedalaman dengan melayang), bayangankanlah seperti burung yang menjelajahi dinding gunung..(I believe I can fly…). CAI DC sebenarnya sudah membuat buoy dibeberapa tempat penyelaman di Banten bekerjasama dengan KS Diving Club, namun masih perlu dukungan keseriusan dari aparat dan operator kapal yang mengantar turis. Karena apabila terumbu karang yang rapuh dan perlu puluhan tahun untuk pulih ini rusak, maka berakhirlah industri pariwisata selam setempat bahkan produksi perikananpun akan berhenti, karena terumbukarang juga berfungsi sebagai habitat ikan dan penyumbang nutrisi makanan di lautan. Penyelaman di Bunaken memberikan spirit baru bagi kami. Sayang kami hanya sempat melakuan penyelaman di 2 spot saja, walaupun berat melewatkan kesempatan menyelam di beberapa spot yang masuk kategori terindah didunia ini kami harus disiplin dengan dive plan kami agar terhindar dari penyakit nitrogen narcosis (kelebihan nitrogen di dalam tubuh). Kami berencana segera mewujudkan beberapa rencana konservasi di tempat penyelaman di Banten, misalnya Krakatau, Sanghiang dan Ujung Kulon. Semoga dive spot di beberapa tempat di Indonesia bisa lestari dan mendunia seperti Bunaken.
Ciri khas dari Pulau Bunaken adalah wisata bawah laut. Terdapat sekurang-kurangnya 32 titik penyelaman yang menyimpan sejuta kekayaan bawah laut seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan. Yang unik, lebih dari 1000 jenis ikan menghiasi puluhan hektar terumbu karang Bunaken, bahkan spesies ikan purba bernama Coelacant hidup di perairan ini.
Kami pernah melakukan penyelaman menyusuri dinding tubir terjal yang berdasar dalam, bahkan tidak bisa diselami seperti di Pulau Tempurung atau wall Krakatau, tapi keunikan Bunaken melengkapi dive log kami dengan keunikan warna warni ikannya. Kepedulian masyarakat dan aparat di lapangan benar benar terlihat harmonis dan saling mendukung. Kapten kapal mengingatkan dive master dan group tentang larangan merusak lingkungan, termasuk larangan menginjak karang dan bahkan sekedar berdiri dikarang mati, semuanya terlarang. Selain itu kapal kapal pengangkut turis sangat disiplin tidak membuang jangkar sembarangan. Aparat setempat sudah membuat buoy / tambatan permanen yang mudah digunakan sehingga terumbu karang yang menjadi komoditas pariwisata mereka benar benar terjaga. Bisa dimaklumi karena ini adalah periuk nasi mereka. Keramaian menyelam di sini sama seperti di Bali atau Lombok, bisa ditemui belasan group dan belasan kapal membawa puluhan diver bahkan ratusan penyelam di akhir minggu menyelam disini. Kondisi di kedalaman sangat ramai, tetapi perlu dipastian sertifikat yang dimiliki adalah Advance karena penyelaman di sini memerluan keterampilan buoyancy (menjaga posisi di kedalaman dengan melayang), bayangankanlah seperti burung yang menjelajahi dinding gunung..(I believe I can fly…). CAI DC sebenarnya sudah membuat buoy dibeberapa tempat penyelaman di Banten bekerjasama dengan KS Diving Club, namun masih perlu dukungan keseriusan dari aparat dan operator kapal yang mengantar turis. Karena apabila terumbu karang yang rapuh dan perlu puluhan tahun untuk pulih ini rusak, maka berakhirlah industri pariwisata selam setempat bahkan produksi perikananpun akan berhenti, karena terumbukarang juga berfungsi sebagai habitat ikan dan penyumbang nutrisi makanan di lautan. Penyelaman di Bunaken memberikan spirit baru bagi kami. Sayang kami hanya sempat melakuan penyelaman di 2 spot saja, walaupun berat melewatkan kesempatan menyelam di beberapa spot yang masuk kategori terindah didunia ini kami harus disiplin dengan dive plan kami agar terhindar dari penyakit nitrogen narcosis (kelebihan nitrogen di dalam tubuh). Kami berencana segera mewujudkan beberapa rencana konservasi di tempat penyelaman di Banten, misalnya Krakatau, Sanghiang dan Ujung Kulon. Semoga dive spot di beberapa tempat di Indonesia bisa lestari dan mendunia seperti Bunaken.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar